Senin, 25 April 2011

Hasil Beda dengan Melon LADIKA 108



PETIK BUAH MELON: Amin (45) sedang memetik buah melon jenis LADIKA di kebunnya, Rabu (6/4) lalu. //Anwar/sumut pos

Drs Amin

Menanam buah melon (cucumis melo l.) gampang-gampang susah. Tetapi, jika ditekuni dengan serius dapat menjadi peluang usaha yang menjanjikan di bidang agribisnis.

Tanpa harus mengeluarkan modal besar dan lahan yang luas, buah melon jenis LADIKA dapat menghasilkan keuntungan yang cukup menggiurkan. Setidaknya, pernyataan itu dialami Drs Amin (45) warga Dusun I, Desa Ujung Rambung, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai.

Buah yang kaya akan nutrisi dan manfaat ini merupakan tanaman buah termasuk keluarga dari buah semangka (Famili Cucurbitaceae), namun karena tampilan dan harga yang tergolong berbeda, dan lebih sulit budidayanya dari semangka membuat melon oleh sebagian masyarakat masih dipandang sebagai buah yang berkelas.

Awalnya, sekitar tujuh tahun lalu sekitar tahun 2004, Amin dengan sabar memulai menanam Melon di belakang halaman rumahnya seluas delapan rante atau 3200 meter. “Dua kali menanam sempat gagal dan pada penanaman yang ketiga mulailah tanaman melon tumbuh dengan baik. Dua bulan kemudian buah Melon bisa dipanen,” bilang Amin sembari memetik buah melon.

“Pertama menanam merupakan tahun tersulit, walaupun bisa dipetik hasilnya, tetapi belum begitu memuaskan. Kemudian memasuki tahun kedua hingga saat ini hasil penen sudah memuaskan karena sudah bias mempelajari jenis penyakit dan menyiasatinya,” ujar Amin. Dengan lahan yang boleh dikatakan sempit, tetapi produksi buah melon mampu menghasilkan sekitar 6 ton. Dalam setahun bisa tiga kali turun menanam. “Dari mulai pembibitan, penyemaian perawatan hingga memetik hasil panen buah Melon. Maksimal dana yang dibutuhkan hanya Rp10 juta,” bilang suami Karmini (32) yang juga guru TK di desa tempat mereka berdomisili.

Tetapi semua kesuksesan dalam mengelola tanaman melon, tidak terjadi begitu saja, kata Amin, semuanya punya proses. Selain modal pengetahuan dan pengalaman seadanya, petani yang juga guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Pantai Cermin.

Ia juga berpesan jangan sungkan untuk belajar menanam melon tentang tatacara hingga panen. “Selain prospeknya bagus, modalnya juga tidak terlaku besar jika dibandingkan tanaman palawija lainnya,” kata bapak dua anak itu.
Kini setiap panen, Amin menikmati penghasilan sekitar Rp5 juta setelah dieleminir dengan biaya produksi. Dengan harga Melon LADIKA setiap per/kg-nya Rp7 ribu. Petani sudah diuntungkan, dan untuk menjualnya tidak perlu repot, sebab pembeli langsung datang ke rumah. Umumnya pembeli kembali menjualnya ke supermarket dan plaza di sekitar Kota Medan.(mag-15)

Sumber : http://www.hariansumutpos.com/2011/04/4627/hasil-beda-dengan-melon.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar