Rabu, 30 Maret 2011

LADIKA & MAI NEWS

Ekspor Melon ke Singapura

Sebagai daerah dengan ketinggian 80-2.000 meter di atas permukaan laut, Kabupaten Karanganyar cocok ditanami hortikultura, seperti sayur, buah, tanaman obat (biofarmaka), dan tanaman hias. Data Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar tahun 2002, sebanyak 229.061 orang (34,3 persen penduduk) hidup dari kegiatan hortikultura.

Di daerah ini petani menanam wortel, buncis, bawang putih, bawang merah, durian, duku, melon, pisang, dan mangga. Sejak tahun 2008 melon produksi Karanganyar diekspor ke Singapura. Hingga kini sudah lebih dari 15 kali pengiriman melon ke Singapura dengan berat masing-masing 6-20 ton.

Produksi melon Karanganyar ini juga membuktikan bahwa hortikultura kini tidak hanya bisa ditanam di dataran tinggi, namun juga di dataran rendah dengan varietas tertentu.

Selain di Kecamatan Karangpandan, tanaman melon juga ditanam di Kecamatan Mojogedang. Kegiatan hortikultura di daerah ini juga didukung dengan keberadaan CV Multi Global Agroindo (MGA) yang didirikan Mulyono Herlambang, warga Karangpandan, yang sejak tahun 1993 melakukan riset pemuliaan tanaman.

Tahun 2003 perusahaan ini melahirkan varietas baru dari melon, semangka, cabai, dan tomat. Hingga kini sudah ada 23 varietas baru yang dihasilkan, selain dari jenis buah dan sayur tadi, juga terong, pare, buncis, kacang panjang, timun, dan gambas.

Sejak tahun 2006 MGA mengekspor benihnya ke Jepang hingga sekarang. Namun, tahun 2010 MGA tidak dapat ekspor karena cuaca ekstrem yang mengganggu produksi benih.

Benih melon hasil pemuliaan MGA, yakni melon varietas LADIKA (LAhir DI KAranganyar) dan melon MAI (Melon Asli Indonesia), diekspor. Melon ladika memiliki keunggulan daging buah jingga, rasanya lebih enak, kulitnya keras. Melon MAI daging buahnya jingga dan lebih awet pascapanennya.

”Bertanam hortikultura itu menguntungkan. Contoh, hasil tanam melon bisa enam kali lipat dari tanam padi. Memang risikonya juga tinggi tetapi bisa dihindari dengan pengetahuan dan penguasaan teknologi tanam,” kata Mulyono yang juga pensiunan Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar, Senin (20/12).

Tanam melon juga dapat mengembalikan kesuburan tanah dengan pola padi, padi, melon

Pengalaman Sutarno, petani melon di Karangpandan, dan Widodo, petani melon di Mojogedang, bertanam melon lebih banyak menguntungkannya ketimbang merugikan.

Sutarno mencontohkan, satu hektar tanaman melon dapat menghasilkan panen bernilai Rp 100 juta-Rp 120 juta. Modal bertanam memang juga besar, satu hektar Rp 55 juta-Rp 70 juta, belum termasuk sewa lahan.

Walaupun menjanjikan, tidak banyak petani yang mau menanam melon karena belum terbiasa dan kurangnya pengetahuan bertanam melon.

Menambah luas tanam

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Karanganyar Siti Maesyaroch mengatakan, untuk tahun 2011 pihaknya bertekad menambah luas tanam melon dan petani yang terlibat. Pihaknya akan memberi bantuan pupuk dan benih bagi petani.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Hortikultura Distanbunhut Kabupaten Karanganyar Margono menuturkan, saat ini terdapat 5-10 hektar lahan melon di Mojogedang yang didampingi intensif oleh dinas tersebut.

Mojogedang dirancang sebagai sentra melon, dengan 50 hektar tanaman melon yang melibatkan 50-60 petani. Selain melon ladika dan melon MAI, ada juga yang menanam melon biasa yang dagingnya putih yang dipasarkan ke pasar lokal atau pasar Kramat Jati, Jakarta.

Saat ini, permintaan untuk pasar lokal sedang tinggi karena banyak panen melon gagal. Harga melon di tingkat petani mencapai Rp 5.500-Rp 6.000/kilogram (kg) dari biasanya Rp 3.500/kg. Melon untuk ekspor dihargai Rp 4.000/kg.

Tahun 2011 rencananya akan diadakan demplot melon tiga hektar di beberapa kelompok tani. ”Jika petani sudah berpengalaman, kami berencana menghubungkan petani dengan perbankan untuk bantuan modal,” kata Margono.

Peran pemerintah, akademisi, dan pengusaha untuk mendorong petani bertanam hortikultura kini dinanti. (sri rejeki)

http://m.kompas.com/news/read/data/2010.12.27.03541695

Jumat, 25 Maret 2011

SEMANGKA METAL


SEMANGKA METAl (MERAH TOTAL) produksi dalam negeri oleh CV.MGA, dengan tingkat produksi SEMANGKA METAL rata-rata 5-7 kg/tanaman.

MELON MAI 119


MELON MAI 119 (MELON ASLI INDONESIA), BENTUK BUAH BULAT, PRODUKTIVITAS MELON MAI 119 PER TANAMAN 2-2,5 Kg, KEMANISAN HINGGA 14 BRIX

TERONG JELITA


TERONG JELITA produksi CV.MGA, produktivitas tinggi dan memiliki daya adaptasi luas. TERONG JELITA mampu berbuah rata-rata 5-7 kg/tanaman.